Memasuki usia di atas 50 tahun ancaman osteoporosis akan semakin terasa nyata. Itu sebabnya penting untuk memahami lebih baik apa sebenarnya yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini pada manula.
Osteoporosis merupakan penyakit yang menyerang tulang. Dalam pemaknaannya, osteoporosis berarti tulang yang berpori. Ini akibat densitas tulang yang menurun sehingga tulang akan tampak mengalami lubang mikro.
Dalam bahasa awam, osteoporosis juga dikenal sebagai pengeroposan tulang. Karena tulang menjadi rapuh sebagaimana kayu yang telah keropos. Menjadi mudah patah dan hancur hanya karena benturan kecil.
Sayangnya, penyakit pengeroposan tulang ini acapkali tidak disadari sampai cedera terjadi. Pasien tidak memahami tulang dalam tubuhnya sudah menurun kondisinya dan menjadi rapuh.
Faktor Resiko Yang Meningkatkan Osteoporosis
Sebenarnya ada sejumlah kondisi yang dapat memicu peningkatan resiko osteoporosis. Mereka dengan pola dan gaya hidup beresiko akan memiliki potensi lebih besar mengalami pengeroposan tulang.
Adapun sejumlah faktor peningkat resiko penyakit osteoporosis adalah sebagai berikut.
Jenis kelamin wanita
Mereka dengan jenis kelamin wanita memiliki tingkat resiko lebih tinggi untuk mengalami pengeroposan tulang dibandingkan pria. Ada sejumlah alasan mengapa kondisi ini terjadi pada wanita secara umum.
Ini karena wanita memiliki massa tulang puncak lebih rendah. Selain itu, wanita mengalami sejumlah kondisi seperti hamil dan menyusui yang menarik relatif banyak kalsium dalam tubuh.
Memasuki usia manula
Pengeroposan tulang berkaitan dengan metabolisme, penurunan daya serap kalsium dan tingkat beban dari tulang tersebut. Sejumlah kondisi di atas berkaitan erat dengan kondisi manula pada umumnya.
Selain itu, kebiasaan di masa muda seperti enggan minum susu, tidak rajin beraktivitas fisik di usia muda akan sangat mempengaruhi kondisi tulang di usia tua.
Hormonal pada penderita osteoporosis
Hormon berperan besar dalam kepadatan tulang. Pada wanita, hormon estrogen jelas mempengaruhi daya serap tubuh akan kalsium. Sedang pada pria hipotestosteron akan menurunkan massa otot dan tulang.
Sementara memasuki usia tua, keseimbangan hormonal ini bisa cukup menurun. Ini mempengaruhi kondisi tubuh secara umum dan memicu penurunan densitas tulang.
Kurangnya aktivitas fisik
Ketika memasuki usia manula, seseorang akan mengalami gangguan sendi dan penurunan massa otot. Ini membuat seseorang merasa mudah lemas, letih dan mudah kehilangan energi.
Kondisi yang dapat menyebabkan seseorang mengurangi aktivitas fisik secara signifikan. Padahal, dengan berkurangnya aktivitas fisik, kesehatan dan kepadatan tulang turut menurun.
Kini Anda memahami dengan lebih baik bahwa ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan resiko seseorang terserang osteoporosis. Gaya hidup sehat dan berimbang menjadi kunci untuk mencegah pengeroposan tulang.