Marketing Myopia? Mungkin bagi sebagian orang belum terlalu mengenalinya. Marketing Myopia adalah suatu pendekatan pemasaran yang memiliki pandangan pendek, hanya berfokus pada kebutuhan mendesak.
Jika Anda memiliki sebuah bisnis, Anda perlu untuk mengetahui dan menghindari konsep ini, karena dapat menyebabkan hal buruk pada perusahaan yang Anda miliki.
Apa Itu Marketing Myopia
Konsep Marketing Myopia pertama kali dikemukakan oleh seorang profesor pemasaran Harvard Business School, Theodore Levitt.
Theodore Levitt ini merupakan seorang ekonom Jerman-Amerika dan merupakan seorang editor Harvard Business Review. Selain itu, Ia juga terkenal karena telah mempopulerkan istilah globalisasi.
Menurutnya, perusahaan yang tanpa berfikir panjang serta tidak memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan, adalah perusahaan yang akan mengalami Marketing Myopia.
Oleh karena itu, ia juga mendorong untuk beralih kepada pemasaran yang berorientasi terhadap konsumen.
Pentingnya Mengenal Marketing Myopia
Seberapa pentingkah untuk mengenal Marketing Myopia? Sangat penting Anda untuk mengenalnya, karena Marketing Myopia dapat menyebabkan hal yang buruk pada suatu perusahaan.
Bahkan dapat menimbulkan kegagalan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, konsep ini sangat perlu diketahui, dikenali, dan juga dihindari oleh pemegang keputusan pada suatu perusahaan.
Meski konsep ini telah berusia lebih dari 60 tahun, namun konsep ini tetap sangat relevan dengan kondisi di era digital seperti saat ini.
Kapan Terjadinya Marketing Myopia?
Marketing Myopia dapat menyerang ketika perusahaan lebih mementingkan tujuan pemasaran jangka pendek daripada tujuan jangka panjang. Seperti perusahaan yang lebih mengunggulkan produknya dibanding kebutuhan konsumen.
Pada tahun 1983, Theodore Levitt menerbitkan buku yang berjudul “The Marketing Imagination”. Pada bukunya tersebut ia menyatakan:
“Tujuan perusahaan bukan hanya tentang menghasilkan uang, akan tetapi untuk menciptakan dan juga mempertahankan pelanggan.”
Sebuah perusahaan merupakan suatu lembaga yang perlu memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, harus memiliki dasar untuk memenuhi kebutuhan dan juga keinginan dari pelanggan.
Contoh Marketing Myopia yang Telah Terjadi
Berikut ini adalah contoh marketing myopia yang pernah terjadi pada perusahaan besar.
Kodak
Marketing Myopia juga menyerang perusahaan Kodak, dan perusahaan ini harus kehilangan sebagian besar sahamnya, ketika teknologi kamera digital mulai meledak.
Saat itu, bisnis utama Kodak adalah menjual produk film kamera analog. Padahal, Kodak merupakan penemu teknologi kamera digital.
Kamera digital portabel pertama telah dikembangkan pada tahun 1975 oleh Steven Sasson yang merupakan insinyur Kodak.
Sayangnya, para manajemen dan juga pengambil keputusan di perusahaan tersebut menilai penemuan tersebut lucu dan tidak masuk akal karena tidak menggunakan film.
Kodak pun memutuskan untuk tidak mempublikasikan penemuan dari Steven Sasson tersebut. Kegagalan strategis ini menjadi penyebab langsung penurunan Kodak selama puluhan tahun.
Hal ini dikarenakan kamera jenis digital telah menghancurkan model bisnis berbasis film mereka, dan merupakan kesalahan besar dari manajemen perusahaannya yang lebih mengunggulkan produknya.
Mengatasi Marketing Myopia
Cara yang paling sederhana untuk menghindari Marketing Myopia terjadi pada perusahaan adalah dengan berfokus pada kebutuhan dan keinginan pasar.
Visi Yang Jelas
Visi yang jelas yang Anda lakukan pada suatu perusahaan, akan sangat berpenaruh dan tergambar pada produk ataupun layanan yang ditawarkan.
Targetkan Sesuai Kebutuhan Pelanggan
Produk dan layanan yang ditawarkan sangat diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, bukan pelanggan yang perlu menyesuaikan dengan produk.
Riset Pasar dengan Rutin
Penting untuk melakukan riset pasar sebelum dan bahkan setelah peluncuran sebuah produk. Cari tahu apa yang disukai dan diinginkan setiap orang.
Memantau Kompetisi
Belajarlah dari sebuah kegagalan dan juga kesuksesan pesaing Anda. Teruslah lakukan perbaikan serta berusahalah untuk tetap selangkah lebih maju.
Inovasi
Inovasi memang bukan pekerjaan mudah, bahkan berisiko. Namun, hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan dengan sebuah cara baru.
Demikianlah pembahasan terkait dengan Marketing Myopia, mulai dari pengertian, contoh kasus, hingga cara mengatasi atau menghindarinya.